Minggu, 31 Oktober 2010

LENSA KONTAK


Lensa kontak, lensa kontak dan kaca mata biasa mempunyai fungsi yang sama, keduanya merupakan alat bantu penglihatan, hanya saja cara penggunaannya yang berbeda. penggunaan kaca mata saya rasa anda semua sudah tahu, yaitu tinggal menggatungkan saja di kedua telinga. berbeda dengan lensa kontak, lensa kontak penggunaanya ditempel secara langsung di kornea mata penggunanya.
ada dua jenis lensa kontak, yaitu hard contact lens dan soft contact lens atau yang biasa dikenal dengan soft lens. sedikit cerita tentang soft lens dan hard lens :
Pada awalnya, lensa kontak memang dibuat dari bahan yang rigid/kaku, yang setelah muncul adanya softlens, maka lensa kontak tersebut sering disebut dengan hard contact lens. Kaca lah material yang dipakai sebagai bahan lensa kontak pada saat awal diperkenalkan, sekitar tahun 1887. Baru pada sekitar tahun 1936, plastik mulai diperkenalkan sebagai bahan pembuatan lensa kontak. Namun hanya bagian pinggir lensa kontak yang menggunakan plastik, sedangkan pada bagian zona optiknya (tengah) masih menggunakan kaca. Pengaplikasian bahan plastik untuk seluruh bagian lensa kontak baru dimulai pada tahun 1946. Plastik jenis PMMA adalah yang paling sering dipakai.

Eksperimen pembuatan soft contact lens baru dilakukan pada akhir – akhir tahun 1950 dengan menggunakan hydroxyethyl methacrylate (HEMA), yaitu sejenis bahan polymer yang dapat mengandung air, yang dibuat oleh Dr. Drahoslav Lim. Bahan ini terus dikembangkan dan masih digunakan sebagai bahan softlens hingga masa sekarang ini.
Softlens, tidak lah berposisi sebagai pengganti hard contact lens, tapi hanya merupakan pelengkap keberadaan lensa kontak. Terbukti hingga saat ini, lensa kontak berbahan rigid/kaku masih tetap dibuat, bahkan terus dikembangkan, sebab ada beberapa keunggulan fungsi yang tidak dapat tergantikan oleh lensa kontak lunak/softlens. Salah satunya adalah kemampuan dalam membentuk ulang (reforming) kontur permukaan kornea, sehingga dipakai dalam proses orthokeratology untuk mengatasi myopia ringan. Lensa kontak kaku juga dapat mengeliminasi efek dari tidak ratanya kontur kelengkungan kornea, misalnya pada kasus astigmatisme irregular yang disebabkan oleh kontur lengkung kornea yang tidak beraturan. Kedua hal tersebut sampai saat ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan softlens. seiring dengan perkembangan jaman lensa kontak yang dulunya bertujuan sebagai alat bantu penglihatan,
seperti yang telah tertulis di atas, lensa kontak selain sebagai alat bantu penglihatan juga mempunyai kemampuan dalam membentuk ulang (reforming) kontur permukaan kornea. tapi anda harus tetap hati hati dalam menggunakan lensa kontak. adalah hal yang wajar jika suatu kegiatan ada resiko yang baik dan juga resiko yang buruk. begitu juga dengan penggunaan lensa mata. anda pun juga harus  hati-hati dengan resiko  penggunaan lensa kontak, seperti mara merah, iritasi, masukknya benda asing pada bola mata, dan lain lain.
sangat dianjurkan bagi anda pengguna lensa kontak untuk selalu menjaga kebersihan, karena jika tidak dapat mengakibatkan masalah mata yang cukup serius seperti mata kering, penglihatan menjadi kabur, gatal hingga kebutaan.
Konsekuensi dari kurang memperhatikan kebersihan lensa kontak memang sangat fatal bagi kondisi mata. Banyak orang yang tidak cuci tangan sebelum memakaikan lensa kontak pada mata. Hal ini bisa memicu terjadinya iritasi yang jika dibiarkan bisa menjadi infeksi parah.
Menurut Dr. H. Dwight Cavanagh, seorang profesor ahli mata dari Southwestern Medical Center, Amerika Serikat dalam tulisannya “Eye and Contact Lens” pada 2003, mengungkapkan sebanyak 2.500 pengguna lensa kontak mengalami “corneal ulcers”. Hal itu terjadi pada pengguna yang menggunakan lensa kontak setiap hari.
Corneal ulcer yaitu kondisi dimana terdapat luka terbuka pada kornea. Hal ini sering disebabkan oleh infeksi dan luka kecil atau goresan yang bisa terjadi akibat penggunaan lensa kontak yang kurang hati-hati.
Gejala yang timbul biasanya produksi air mata yang meningkat, sensitif terhadap cahaya, pandangan menjadi kabur, gatal dan nyeri. Jika gejala tersebut dibiarkan dan tidak dilakukan perawatan intensif bisa memicu terjadinya kebutaan.
artikel ini dibuat bukan untuk membuat anda takut menggunakan lensa kontak, tapi bertujuan agar anda para pengguna lensa kontak agar lebih berhati hati dan lebih menjaga kebersihan



Penggunaan lensa kontak memang menjadi alternatif bagi para pengguna kacamata yang memiliki alergi terhadap frame kacamata. Selain itu, penggunaan lensa kontak yang umumnya didominasi kaum perempuan juga dinilai dapat menambah keindahan mata bagi penggunanya.
Namun, sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of La Laguna, menyatakan lensa kontak dapat menyebabkan kebutaan. Pengguna lensa kontak yang tidak memperhatikan kebersihan lensa kontak menyebabkan lensa kontak dapat menjadi surga bagi protozoa penyebab kebutaan, Acanthamoeba.
Seperti dilansir Sciencedaily, Kamis (23/10/2008), Acanthamoeba merupakan salah satu protozoa yang dapat menyebabkan kebutaan mata. Protozoa Patologis itu tidak dapat dimatikan dengan cara pembersihan lensa kontak normal.
Acanthamoeba pada umumnya ditemukan di tanah, air dan wilayah yang lembab. Beberapa spesies jenis Acanthamoeba mengonsumsi bakteri dan dapat menyebabkan infeksi bagi manusia. Infeksi Acanthamoeba? biasa disebut dengan amoebic keratitis yang menyerang mata manusia. Berdasarkan penelitian, sekira 85 persen amoebic keratitis menyerang para pengguna lensa kontak.
Pengguna lensa kontak yang tidak melepas lensa pada saat berenang di air yang mengandung chlorinated? atau proses pembersihan dengan cara merendam di air lebih berisiko terkontaminasi Acanthamoeba.
“Penyebaran Acanthamoeba telah meningkat selama dua puluh tahun terakhir di seluruh penjuru dunia, terutama menyerang para pengguna lensa kontak,” kata peneliti University of La Laguna, DR Basilio Valladares. Ketika pengguna lensa kontak merendam lensa di dalam air lensa akan terkontaminasi dengan acanthamoeba. Secara tidak langsung lama kelamaan protozoa itu akan kontak langsung dengan mata.
Menurut Valladares, kondisi itu akan semakin berbahaya karena Acanthamoeba tidak dapat dibunuh hanya dengan proses pembersihan normal.? Peneliti telah mencoba bahwa Acanthamoeba dapat dibunuh hanya dengan cairan antibiotic ciprofloxacin dan cairan antiseptic chlorhexidine dengan konsentrasi yang tinggi. cairan pembersih chlorhexidine lensa kontak yang ada saat ini belum memiliki konsentrasi yang cukup tinggi.
Para peneliti menguji 153 lensa kontak pengguna di Tenerife, Spanyol dan menemukan 90 lensa kontak terkontaminasi Acanthamoeba. 30 persen dari jumlah tersebut dinyatakan terkontaminasi protozoa patologis yang berisiko tinggi menyebabkan kebutaan.
“Saat ini kami sedang mengembangkan solusi yang dapat membunuh spesies pathogen tersebut untuk lensa kontak, kami berharap para pengguna lensa kontak dapat mewaspadainya,” ujar Valladares.

1 komentar: