Senin, 01 November 2010

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SFAC

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Fungsi laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan sebagai hasil dari proses akuntansi adalah untuk memenuhi kebutuhan para pemakainya,khususnya adalah pihak luar (eksternal) seperti investor, kreditor dan pihak-pihaklain yang mempunyai kepentingan terhadap  Perusahaan. Laporan Keuangan tersebut digunakan sebagai dasar untuk memprediksi dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu informasi keuangan juga memperlihatkan tentang kondisi dan kinerja perusahaan.Agar informasi laporan keuangan bermanfaat untuk pedoman membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan lain yang sejenis maka
informasi tersebut harus memenuhi persyaratan relevan dan dapat dipercaya (reliable). Financial Accounting Standard Board (FASB) menerbitkan pernyataan tentang Qualitative Characteristic of Accounting Information yang mengindikasikan bahwa agar informasi akuntansi relevan maka informasi tersebut harus mempunyai nilai prediksi dan kemampuan umpan balik serta
tepat waktu. Dengan demikian maka laporan keuangan mempunyai potensi untuk: (1) menurunkan tingkat ketidakpastian, dan (2) kemampuan dalam bersaing dengan sumber-sumber informasi yang ada. Pelaporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
manajemen dalam pengelolaan sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan selama periode tertentu. Menurut SFAC No. 1, ada dua tujuan pelaporan keuangan, yaitu sebagai berikut. Pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor potensial, kreditur, dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan
keputusan serupa lainnya. Kedua, memberikan informasi tentang prospek arus kas untuk membantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan (Triyono, 2007). Tujuan utama dari informasi akuntansi adalah menyediakan informasi yang berguna dalam menilai jumlah, waktu,dan ketidakpastian bakal arus kas perusahaan. Informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat membantu investor dan calon investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas di masa yang akan datang. Hal ini penting bagi investor atau calon investor karena dapat memberi gambaran mengenai keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dalam periode tertentu di samping untuk Mengetahui bagaimana prestasi perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bagi investor atau calon investor dalam bentuk pembayaran deviden (Wahyuni, 2007). Laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun 1987 melalui SFAS No. 95. Di Indonesia kewajiban untuk melaporkan arus kas dimulai pada tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 2 yang menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak tepisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan (Dahler, 2000). Informasi laba merupakan komponen dari laporan keuangan perusahaan, menurut SFAC no.1 (1992) memiliki manfaat sebagai berikut; menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang
representatif dalam jangka panjang, memprediksi laba dan menaksir risiko dalam investasi atau kredit (Parawiyati, 2000).



1.2       Tujuan Penulisan
                Tujuan penulisan ini selain untuk melaksanakan tugas  kelompok TEORI AKUNTANSI yang telah diberikan juga bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua.
1.3       Rumusan Masalah
                Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam makalah ini yaitu :
1.      Laporan keuangan
2.      Tujuan Laporan keuangan berdasarkan SFAC No.1
3.      Kerangka konseptuaL Fsac yang diterbitkan oleh FASB
4.      Financial statement dan Financial Reporting
1.4       Manfaat Penulisan Makalah
A.    Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penulisan ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan untuk membentuk laporan keuangan yang memiliki seperangkat tujuan dan fondasi sebagai suatu sistem yang koheren/runtut yang akan mendorong terciptanya standar-standar akuntansi yang konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan-batasan akuntansi dalam laporan keuangan.

B.     Manfaat Praktis

a.       Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan  tentang laporan keuangan dan tujuan laporan keuangan  dalam SFAC yang di terbitkan oleh FASB,sekaligus  bagi penulis untuk  mengaplikasikan teori yang selama ini diperoleh dibangku kuliah.

b.      Bagi Akademik
Makalah ini dapat menambah wawasan dan dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam
BAB II
ISI

2.1       LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

1.      Laporan Neraca
2.      Laporan Laba Rugi
3.      Laporan Perubahan Ekuitas
4.      Laporan Perubahan Posisi Keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau Laporan arus dana

Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.

Pemakai Laporan Keuangan :

· Investor
· Karyawan
· Pemberi Pinjaman
· Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
· Pelanggan
· Pemerintah
· Masyarakat












2.2       TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia
tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinereja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar pemakai. namun demikian,laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan (ekonomi). Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keuputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Menurut PSAK No. 1 Standar Akuntansi Keuangan (SAK),laporan keuangan yang lengkap terdiri dari 5 komponen yaitu : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan tujuan penyusunan laporan keuangan dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :

1.      Tujuan Khusus

Laporan Keuangan bertujuan untuk menyajikan secara wajar, dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.

2.      Tujuan Umum

Tujuan umum laporan keuangan terdiri dari :
a.       memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban suatu perusahaan agar supaya dapat (1) menilai kekuatan dan kelemahannya, (2) menunjukkan pembelanjaan dan investasinya, (3) menilai kemampuan memenuhi tanggungjawabnya, dan (4) menunjukkan dasar sumber pertumbuhan;
b.      menyediakan informasi yang dapar dipercaya mengenai perubahan sumber penghasilannya sebagai akibat aktivitas-aktivitas perusahaan yang diarahkan pada pencapaian laba agar dapat (1) menunjukkan kepada para investor hasil dividen yang diharapkan, (2) menunjukkan kemampuan operasi membayar kreditor dan leveransir, serta menyediakan job-job untuk karyawan, pajak gaji, dana yang diperoleh untuk perluasan, (3) menyediakan informasi untuk perencanaan dan pengendailan manajemen, dan (4) menunjukkan profitabilitas jangka panjang;
c.       menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk menaksir penghasilan yang potensial dari peusahaan;
d.         menyediakan informasi lainnya yang diperlukan mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi serta perubahan kewajiban;
e.       mengungkapkan informasi lain yang relevan bagi kebutuhan para pemakai laporan keuangan.


Prinsip (principle)
            merupakan pendekatan umum yang digunakan dalam pengakuan (recognition) dan pengukuran (measurement) kejadian-kejadian akuntansi. Prinsip dasar akuntansi menurut FASB meliputi:

1.      Prinsip harga perolehan (historical cost principle)
Aktiva, utang dan modal dicatat sebesar kos historisnya pada tanggal transaksi,
yang kemudian biasanya disesuaikan dengan adanya amortisasi atau alokasi yang
lain.

2.      Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle)
Kriteria pengakuan pendapatan ada 2, yaitu:
a.       Telah terealisasi/dapat direalisasi (realized/realizable)
Pendapatan telah terealisasi (realized) ketika barang/jasa dijual atau dipertukarkan dengan kas ataupun klaim terhadap kas. Pendapatan cukup pasti terealisasi (realizable) ketika aset yang diterima selain kas, dan dapat segera dikonversi menjadi kas atau klaim terhaap kas dengan jumlah yang cukup pasti

b.      Telah terbentuk (earned), yaitu ketika perusahaan telah melakukan kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh pendapatan

3.      Prinsip penandingan antara pendapatan dan biaya (matching principle) yaitu menandingkan antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut dalam periode yang sama.
4.      Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle) artinya penyajian informasi keuangan harus disertai dengan penjelasan yang cukup untuk pengambilan keputusan


Tujuan Pelaporan Keuangan (SFAC No. 1)
Tujuan Pelaporan Keuangan sesuai SFAC No.1, untuk memberikan informasi
yang berguna dalam pembuatan keputusan mengenai investasi dan kredit untuk
mereka yang mempunyai pemahaman mengenai aktivitas ekonomi dan perusahaan,
membantu investor, kreditor dan pemakai lain laporan keuangan yang sekarang
maupun yang berpotensi dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas
di masa yang akan datang mengenai sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber
daya tersebut dan perubahannya.




Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

FASB mengidentifikasikan karakteristik kualitatif informasi akuntansi untuk
membedakan antara informasi yang lebih bermanfaat (more useful) dengan informasi
yang kurang bermanfaat (less useful) untuk pengambilan keputusan. Agar informasi
tersebut berguna untuk pengambilan keputusan, maka harus ada suatu jembatan yang
menghubungkan antara pengguna informasi (user) dengan keputusan yang diambil,yaitu keterpahamian (understandability) yang merupakan kemampuan informasi untuk dapat dipahami oleh penggunanya.Karakteristik kualitatif informasi akuntansi sesuai SFAC No. 2 mempunyai
dua tingkatan, yaitu karakteristik kualitatif primer dan sekunder.

a.       Karakteristik kualitatif primer terdiri dari: Relevansi (relevance) danreliabilitas (reliability)

           i.   Relevansi ditentukan oleh nilai prediktif, nilai balikan, dan ketersediaan informasi pada waktunya.
1)      Nilai prediktif (predictive value)
2)      Nilai balikan (feedback value)
3)      Ketepatwaktuan (timeliness)

         ii.   Reliabilitas (reliability)
1)      Keterujian (verifiability)
2)      Kenetralan (neutrality)
3)      Ketepatan penyimbolan/penyajian jujur (representational faithfulness)

b.      Karakteristik kualitatif sekunder terdiri dari: konsistensi (consistency) dan keterbandingan (comparability)












2.3       Rerangka Konseptual
Rerangka konseptual merupakan seperangkat tujuan dan fondasi sebagai suatu sistem yang koheren/runtut yang akan mendorong terciptanya standar-standar akuntansi yang konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan-batasan akuntansi dan laporan keuangan. Rerangka konseptual tertuang dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) terdiri dari:
1.      SFAC No. 1 Tujuan pelaporan keuangan pada entitas bisnis (1978)
2.      SFAC No. 2 Karakteristik kualitatif informasi akuntansi (1980)
3.      SFAC No. 3 Elemen-elemen laporan keuangan entitas bisnis (1980)
4.      SFAC No. 4 Tujuan laporan keuangan pada entitas non-bisnis (1980)
5.      SFAC No. 5 Pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan pada entitas bisnis (1984)
6.      SFAC No. 6 Elemen-elemen laporan keuangan (1985), sebagai pengganti SFAC No. 3 sekaligus mencakup elemen-elemen laporan keuangan entitas non-bisnis.
7.      SFAC No. 7 Penggunaan informasi aliran kas dan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi.

Asumsi Dasar Akuntansi Keuangan\

Empat asumsi dasar akuntansi keuangan menurut FASB antara lain:
1.      Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption) yaitu perusahaan dianggap sebagai suatu entitas yang berdiri sendiri terpisah dari pemiliknya.
2.      Asumsi kelangsungan usaha (going concern assumption), yaitu perusahaan diasumsikan akan hidup terus dalam jangka panjang.
3.      Asumsi unit moneter (monetary unit assumption), bahwa pengukuran transaksi dilakukan dengan menggunakan satuan moneter
4.      Asumsi periode waktu (periodicity assumption), bahwa kegiatan perusahaan diasumsikan dapat dibagi-bagi ke dalam beberapa periode untuk tujuan pelaporan keuangan






















2.3       LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT) DAN PELAPORAN KEUANGAN FINANCIAL REPORTING)
Akuntansi berkepentingan tidak hanya dengan laporan keuangan tetapi juga dengan
pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan dengan
tujuan menyediakan informasi yang bermanfaat dan relevan. Laporan keuangan dan pelaporan keuangan memang akan menuju ke tujuan yang sama, tetapi beberapa informasi tertentu yang relevan akan lebih efektif disampaikan melalui media pelaporan keuangan dengan tetap menfokuskan laporan keuangan sebagai media utama dan pusat perhatian pelaporan keuangan (a central of financial reporting) (Wolk 1992 dalam Leng 2002: 144).
Secara skematik, hubungan antara tujuan, informasi, elemen dan media pelaporan mengisyaratkan bahwa struktur akuntansi harus mempunyai suatu kerangka dasar untuk menentukan informasi apa saja yang dapat masuk ke dalam laporan keuangan dan informasi apa yang lebih baik disajikan melalui media lain selain laporan keuangan utama. Laporan keuangan utama dianggap sebagai laporan keuangan formal dan merupakan informasi minimal yang harus disediakan oleh akuntasi. Kerangka akuntansi yang sekarang berjalan (di Amerika) masih dilandasi oleh konsep obyektivitas dan keterujian data walaupun  arakteristik relevansi merupakan pertimbangan utama. Faktor lingkungan akan menentukan tujuan pelaporan keuangan apa yang akan dicapai oleh informasi akuntansi. Tujuan pelaporan akan menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan kepada pihak yang dianggap berkepentingan. Informasi yang telah dipilih dan dinilai relevan akan menentukan elemen laporan keuangan yang dapat mempresentasikan keadaan fisik maupun nonfisik perusahaan dan hasil pengukurannya secara obyektif akan dituangkan dalam media utama berupa laporan keuangan. Berdasarkan SFAC No. 6, pelaporan keuangan terdiri dari elemen-elemen. aktiva, kewajiban, ekuitas, setoran pemilik (investment by owners), distribusi pada pemilik (distribution to owners), comprehensive income, income, revenue, expenses, gains dan losses. Penentuan laba (comprehensive income) lebih penting daripada penentuan net worth karena pemegang saham sama halnya dengan pemilik mengharapkan untuk  mengetahui hasil investasi dalam perusahaan.

Pelaporan Keuangan

            Seluruh upaya dan pemikiran tentang informasi apa yang harus dimasukkan dalam sistem pelaporan , kualitas informasi dan bagaimana cara pengungkapan informasi tersebut.

Tujuan pelaporan keuangan menurut konsepsi FASB yang disusun berdasar kondisi lingkungan ekonomi dan sosial di Amerika :
1.      Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor dan kreditor untuk ddasar pengambilan kepututsan investasi dan pemberian kredit.
2.      Memberikan informasi posisi keuangan perushaan dengan menunjukkan seumber sumber ekonomi perusahaan serta asal kekayaan tersebut
3.      Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning power)
4.      Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber pembiayaan perusahaan
5.      Memberikan informasi keuangan yang dapat membantuk para pemakai dalam meramalkan aliran kas masuk ke perusahaan.


Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan

Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan Keuangan (financial reporting) dan laporan keuangan (financial reports). Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara statemen (statement) dan laporan (report)

















BAB III
PENUTUP

3.1          Kesimpulan
Financial Accounting Standard Board (FASB) menerbitkan pernyataan tentang Qualitative Characteristic of Accounting Information yang mengindikasikan bahwa agar informasi akuntansi relevan maka informasi tersebut harus mempunyai nilai prediksi dan kemampuan umpan balik serta
tepat waktu. Dengan demikian maka laporan keuangan mempunyai potensi untuk: (1) menurunkan tingkat ketidakpastian, dan (2) kemampuan dalam bersaing dengan sumber-sumber informasi yang ada. Pelaporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
manajemen dalam pengelolaan sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan selama periode tertentu. Menurut SFAC No. 1, ada dua tujuan pelaporan keuangan, yaitu sebagai berikut. Pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor potensial, kreditur, dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan
keputusan serupa lainnya. Kedua, memberikan informasi tentang prospek arus kas untuk membantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan (Triyono, 2007)













DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Suwardjono, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE Yogyakarta, Edisi Ketiga, 2005.

































Minggu, 31 Oktober 2010

LENSA KONTAK


Lensa kontak, lensa kontak dan kaca mata biasa mempunyai fungsi yang sama, keduanya merupakan alat bantu penglihatan, hanya saja cara penggunaannya yang berbeda. penggunaan kaca mata saya rasa anda semua sudah tahu, yaitu tinggal menggatungkan saja di kedua telinga. berbeda dengan lensa kontak, lensa kontak penggunaanya ditempel secara langsung di kornea mata penggunanya.
ada dua jenis lensa kontak, yaitu hard contact lens dan soft contact lens atau yang biasa dikenal dengan soft lens. sedikit cerita tentang soft lens dan hard lens :
Pada awalnya, lensa kontak memang dibuat dari bahan yang rigid/kaku, yang setelah muncul adanya softlens, maka lensa kontak tersebut sering disebut dengan hard contact lens. Kaca lah material yang dipakai sebagai bahan lensa kontak pada saat awal diperkenalkan, sekitar tahun 1887. Baru pada sekitar tahun 1936, plastik mulai diperkenalkan sebagai bahan pembuatan lensa kontak. Namun hanya bagian pinggir lensa kontak yang menggunakan plastik, sedangkan pada bagian zona optiknya (tengah) masih menggunakan kaca. Pengaplikasian bahan plastik untuk seluruh bagian lensa kontak baru dimulai pada tahun 1946. Plastik jenis PMMA adalah yang paling sering dipakai.

Eksperimen pembuatan soft contact lens baru dilakukan pada akhir – akhir tahun 1950 dengan menggunakan hydroxyethyl methacrylate (HEMA), yaitu sejenis bahan polymer yang dapat mengandung air, yang dibuat oleh Dr. Drahoslav Lim. Bahan ini terus dikembangkan dan masih digunakan sebagai bahan softlens hingga masa sekarang ini.
Softlens, tidak lah berposisi sebagai pengganti hard contact lens, tapi hanya merupakan pelengkap keberadaan lensa kontak. Terbukti hingga saat ini, lensa kontak berbahan rigid/kaku masih tetap dibuat, bahkan terus dikembangkan, sebab ada beberapa keunggulan fungsi yang tidak dapat tergantikan oleh lensa kontak lunak/softlens. Salah satunya adalah kemampuan dalam membentuk ulang (reforming) kontur permukaan kornea, sehingga dipakai dalam proses orthokeratology untuk mengatasi myopia ringan. Lensa kontak kaku juga dapat mengeliminasi efek dari tidak ratanya kontur kelengkungan kornea, misalnya pada kasus astigmatisme irregular yang disebabkan oleh kontur lengkung kornea yang tidak beraturan. Kedua hal tersebut sampai saat ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan softlens. seiring dengan perkembangan jaman lensa kontak yang dulunya bertujuan sebagai alat bantu penglihatan,
seperti yang telah tertulis di atas, lensa kontak selain sebagai alat bantu penglihatan juga mempunyai kemampuan dalam membentuk ulang (reforming) kontur permukaan kornea. tapi anda harus tetap hati hati dalam menggunakan lensa kontak. adalah hal yang wajar jika suatu kegiatan ada resiko yang baik dan juga resiko yang buruk. begitu juga dengan penggunaan lensa mata. anda pun juga harus  hati-hati dengan resiko  penggunaan lensa kontak, seperti mara merah, iritasi, masukknya benda asing pada bola mata, dan lain lain.
sangat dianjurkan bagi anda pengguna lensa kontak untuk selalu menjaga kebersihan, karena jika tidak dapat mengakibatkan masalah mata yang cukup serius seperti mata kering, penglihatan menjadi kabur, gatal hingga kebutaan.
Konsekuensi dari kurang memperhatikan kebersihan lensa kontak memang sangat fatal bagi kondisi mata. Banyak orang yang tidak cuci tangan sebelum memakaikan lensa kontak pada mata. Hal ini bisa memicu terjadinya iritasi yang jika dibiarkan bisa menjadi infeksi parah.
Menurut Dr. H. Dwight Cavanagh, seorang profesor ahli mata dari Southwestern Medical Center, Amerika Serikat dalam tulisannya “Eye and Contact Lens” pada 2003, mengungkapkan sebanyak 2.500 pengguna lensa kontak mengalami “corneal ulcers”. Hal itu terjadi pada pengguna yang menggunakan lensa kontak setiap hari.
Corneal ulcer yaitu kondisi dimana terdapat luka terbuka pada kornea. Hal ini sering disebabkan oleh infeksi dan luka kecil atau goresan yang bisa terjadi akibat penggunaan lensa kontak yang kurang hati-hati.
Gejala yang timbul biasanya produksi air mata yang meningkat, sensitif terhadap cahaya, pandangan menjadi kabur, gatal dan nyeri. Jika gejala tersebut dibiarkan dan tidak dilakukan perawatan intensif bisa memicu terjadinya kebutaan.
artikel ini dibuat bukan untuk membuat anda takut menggunakan lensa kontak, tapi bertujuan agar anda para pengguna lensa kontak agar lebih berhati hati dan lebih menjaga kebersihan



Penggunaan lensa kontak memang menjadi alternatif bagi para pengguna kacamata yang memiliki alergi terhadap frame kacamata. Selain itu, penggunaan lensa kontak yang umumnya didominasi kaum perempuan juga dinilai dapat menambah keindahan mata bagi penggunanya.
Namun, sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of La Laguna, menyatakan lensa kontak dapat menyebabkan kebutaan. Pengguna lensa kontak yang tidak memperhatikan kebersihan lensa kontak menyebabkan lensa kontak dapat menjadi surga bagi protozoa penyebab kebutaan, Acanthamoeba.
Seperti dilansir Sciencedaily, Kamis (23/10/2008), Acanthamoeba merupakan salah satu protozoa yang dapat menyebabkan kebutaan mata. Protozoa Patologis itu tidak dapat dimatikan dengan cara pembersihan lensa kontak normal.
Acanthamoeba pada umumnya ditemukan di tanah, air dan wilayah yang lembab. Beberapa spesies jenis Acanthamoeba mengonsumsi bakteri dan dapat menyebabkan infeksi bagi manusia. Infeksi Acanthamoeba? biasa disebut dengan amoebic keratitis yang menyerang mata manusia. Berdasarkan penelitian, sekira 85 persen amoebic keratitis menyerang para pengguna lensa kontak.
Pengguna lensa kontak yang tidak melepas lensa pada saat berenang di air yang mengandung chlorinated? atau proses pembersihan dengan cara merendam di air lebih berisiko terkontaminasi Acanthamoeba.
“Penyebaran Acanthamoeba telah meningkat selama dua puluh tahun terakhir di seluruh penjuru dunia, terutama menyerang para pengguna lensa kontak,” kata peneliti University of La Laguna, DR Basilio Valladares. Ketika pengguna lensa kontak merendam lensa di dalam air lensa akan terkontaminasi dengan acanthamoeba. Secara tidak langsung lama kelamaan protozoa itu akan kontak langsung dengan mata.
Menurut Valladares, kondisi itu akan semakin berbahaya karena Acanthamoeba tidak dapat dibunuh hanya dengan proses pembersihan normal.? Peneliti telah mencoba bahwa Acanthamoeba dapat dibunuh hanya dengan cairan antibiotic ciprofloxacin dan cairan antiseptic chlorhexidine dengan konsentrasi yang tinggi. cairan pembersih chlorhexidine lensa kontak yang ada saat ini belum memiliki konsentrasi yang cukup tinggi.
Para peneliti menguji 153 lensa kontak pengguna di Tenerife, Spanyol dan menemukan 90 lensa kontak terkontaminasi Acanthamoeba. 30 persen dari jumlah tersebut dinyatakan terkontaminasi protozoa patologis yang berisiko tinggi menyebabkan kebutaan.
“Saat ini kami sedang mengembangkan solusi yang dapat membunuh spesies pathogen tersebut untuk lensa kontak, kami berharap para pengguna lensa kontak dapat mewaspadainya,” ujar Valladares.